Bocoran Dokumen Tampilkan Facebook Salah Gunakan Data Pengguna

Bocoran Dokumen Tampilkan Facebook Salah Gunakan Data Pengguna

Bocoran informasi dari dokumen Facebook menampilkan bahwa CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengawasi rencana untuk mengkonsolidasikan kekuatan jejaring sosial ini dan kendali terhadap kompetitor dengan memanfaatkan data pengguna.

Dokumen ini menyebut bahwa Facebook menggunakan data pengguna sebagai alat tawar-menawar. Dokumen tersebut terdiri dari total 7.000 halaman, dan sekitar 4.000 halaman merupakan komunikasi internal Facebook, seperti email, obrolan web, catatan, presentasi, dan spreadsheet.

Komunikasi internal Facebook ini terhimpun dari tahun 2011 hingga 2015, dengan 1.200 halaman ditandai sebagai Sangat Rahasia. Dokumen ini menampilkan cara Zuckerberg beserta jajaran direksi dan tim manajemen Facebook dalam menemukan cara memanfaatkan data pengguna.

Data yang termasuk informasi menyoal teman, hubungan dan foto ini digunakan Facebook sebagai alat untuk mempengaruhi perusahaan mitranya. Dalam beberapa kasus, Facebook akan memberikan penghargaan kepada mitra.

Penghargaan ini berupa akses istimewa ke data pengguna tertentu, namun menolak akses serupa untuk perusahaan pesaing. Sebagai contoh, Facebook memberikan Amazon akses khusus ke data pengguna karena menggelontorkan banyak dana untuk beriklan di Facebook.

Di kasus lain, aplikasi MessegeMe dihapus dari daftar perusahaan berkemampuan mengakses data pengguna Facebook, karena mengalami pertumbuhan popularitas signifikan dan memiliki potensi untuk menjadi pesain Facebook.

Sementara itu, dokumen ini juga menunjukan bahwa Facebook berencana untuk menampilkan kepada publik bahwa langkah ini ditujukannya untuk melindungi privasi pengguna. Kini pihak berwenang Amerika Serikat secara lebih ketat mengawasi praktik bisnis Facebook.

Pada bulan Oktober lalu, Jaksa Agung New York Letitian James mengumumkan bahwa sebanyak 47 Jaksa Agung dari negara bagian dan teritorial Amerika Serikat berencana untuk ambil bagian dalam penyelidikan anti-trust terhadap Facebook, yang dipimpin oleh negara bagian New York.

Selama musim panas lalu, House Judiciary Committee menggelar dengar pendapat terkait kekhawatiran anti-trust di Silicon Valley, sedangkan Federal Trade Commision melanjutkan upayanya dalam memeriksa praktik bisnis Facebook. Namun hingga saat ini, Facebook tidak mempertanyakan keabsahan dokumen tersebut.


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.