Kominfo Dorong Pemanfaatan Digital untuk Mempromosikan Obyek Wisata

Kominfo Dorong Pemanfaatan Digital untuk Mempromosikan Obyek Wisata

Hobi berwisata atau travelling bisa menjadi momen untuk membuat konten digital sebagai bahan promosi daerah wisata yang dikunjungi. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan pengambilan foto dan video, termasuk keterampilan memprosesnya agar enak dilihat dan ditonton.
 
Konten kreator Soni Mongan mengatakan, tiga unsur penting dalam membuat konten travelling adalah pra-produksi, proses produksi, dan pasca-produksi.
 
Tahapan pra-produksi meliputi pemilihan lokasi, penyusunan anggaran, mencari informasi dan keunikan tempat yang dikunjungi, serta menyiapkan alur cerita konten yang dibuat.
 
“Dibutuhkan beberapa alat sederhana untuk membuat konten travelling, seperti kamera mirrorless, single tripod, gimbal, headset atau earphone. Kamera yang digunakan sebaiknya kamera yang bisa terhubung ke ponsel,” ucap Soni.
 
Soni mengingatkan, pastikan memperhatikan kualitas gambar saat membuat konten, dan bisa menggunakan template yang ada. Untuk menjaga kualitas audio, gunakanlah mikrofon agar suara yang disampaikan terdengar jelas dalam konten yang dibuat. Minimal, menggunakan earphone. Lalu, jangan lupa menyisipkan suara latar (musik) agar konten terdengar lebih menarik.
 
Agar foto atau video yang diambil bisa memberikan hasil optimal, menurut Tiara Lestari, penting memahami fitur-fitur yang ada di kamera yang digunakan. Hindari pengambilan gambar di tempat yang terlalu banyak cahaya atau tempat yang gelap. Usahakan agar tangan tidak bergoyang saat memotret atau merekam video.
 
“Ingat, jangan membuat konten tanpa konsep. Semakin memahami teknik, konten yang dihasilkan pasti akan semakin menarik,” ujarnya.
 
Terkait produksi konten wisata, Sekretaris ISKI Sulawesi Selatan Andi Widya Syadzwina mengingatkan, dibutuhkan etika dalam mempromosikan suatu obyek wisata. Misalnya, kreator konten harus memahami dan mengenal adat istiadat maupun budaya setempat, mematuhi larangan dan pantangan di lokasi tersebut, serta jangan lupa meminta izin kepada yang berwenang di lokasi pembuatan konten.
 
“Karya atau konten yang dibuat sebaiknya semuanya orisinal buatan sendiri, bukan karya milik orang lain. Kalau ada menggunakan sebagian karya dari orang lain, jangan lupa untuk meminta izin atau mencantumkan sumbernya,” ucap Andi Widya.
 
Terkadang, lanjutnya, membuat konten obyek wisata dengan tujuan mengenalkan potensi wisata yang ada menemui kendala. Kendala tersebut seperti minimnya infrastruktur dasar di lokasi wisata, kebersihan dan kesehatan kurang diperhatikan, atau kurangnya penerbangan langsung menuju daerah tujuan wisata tersebut. Kendati demikian, hal itu sebaiknya tidak mengurangi minat untuk mempromosikan potensi wisata di Indonesia yang luar biasa.
 
“Indonesia memiliki potensi wisata yang luar biasa sekali. Tugas kita adalah ikut membantu pemerintah mempromosikannya dengan cara yang mendidik dan beretika,” tutur Andi Widya.
 
Program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
 
Program ini tidak hanya bertujuan menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.