Alibaba Cloud Prediksi Tren Belanja Online akan Berlanjut

Alibaba Cloud Prediksi Tren Belanja Online akan Berlanjut

Kegiatan belanja online mungkin bukan hal asing bagi sebagian besar masyarakat dunia, namun pandemi Covid-19 mendorong pemanfaatan internet sebagai medium masyarakat untuk membeli kebutuhan mereka.

Pemanfaatan internet sebagai medium pembelian produk kebutuhan masyarakat juga ini disadari oleh berbagai pelaku industri terkait. Hal ini salah satunya dengan penawaran menarik dalam festival belanja online yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Alibaba Cloud bukanlah pemain asing di festival ranah belanja online. Mereka telah menangani rangkaian festival belanja online di sejumlah negara, terutama negara asalnya Tiongkok. Dari festival belanja online 11.11 lalu, Alibaba Cloud menilai bahwa belanja online kian menjadi tren selama pandemi.

Tren ini diprediksi Alibaba Cloud akan terus meningkat di masa mendatang. Alibaba Cloud menyebut dukungan rangkaian teknologi karyanya pada festival belanja global 11.11 lalu membantu menghasilkan nilai total transaksi sebesar USD74,1 miliar (Rp790 triliun) dalam Gross Merchandise Volume (GMV) dalam 11 hari.

Dalam menyambut festival belanja 11. Alibaba Cloud mengaku mempersiapkan rangkaian teknologi cloud-native karyanya. Teknologi tersebut termasuk rangkaian cloud-native database PolarDB, AnalyticDB dan Lindorm.

Teknologi lainnya yaitu platform komputasi real-time Alibaba, didukung Apache Flink, memproses aliran data sebesar 4 miliar item per detik selama puncak acara, dan meningkat drastis jika dibanding dengan aliran data yang diproses pada tahun 2019 lalu, sekitar 2,5 miliar item per detik.

Alibaba Cloud juga mempersiapkan MaxCompute, platform penyimpanan data milik Alibaba, dan menangani hingga 1,7 miliar GB data per hari, dari tanggal 1-11 November 2020. Data sebesar ini setara dengan kapabilitas untuk memproses 230 foto dari 7 miliar orang penduduk Bumi.

Selain itu, Alibaba Cloud juga mengklaim bahwa karena periode Festival Belanja Global 11.11 diperpanjang menjadi 11 hari dan melibatkan hingga 800 juta konsumen dan 250.000 brand, menjadikan pihaknya membutuhkan infrastruktur kokoh dan juga aman.

Perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok ini menyebut pihaknya hadir dengan infrastruktur digital lebih kuat, guna memastikan agar seluruh sistem operasional berjalan mulus. Sementara itu, Alibaba Cloud juga menemukan peningkatan permintaan untuk inovasi dan solusi cloud-native dari pelanggannya, dalam mendukung proses transformasi digital, terlebih selama periode pandemi Covid-19.

Disinggung soal prediksi pasar cloud global tahun 2021 mendatang, Alibaba Cloud menyebut bahwa Indonesia merupakan pemain baru dalam hal adopsi cloud. Meskipun demikian, Alibaba Cloud melihat potensi ekonomi digital besar di Indonesia.

Sebab, Alibaba Cloud juga menemukan semakin banyak perusahaan, termasuk perusahaan konvensional dan jajaran startup yang tengah berkembang telah mengadopsi cloud. Untuk mendukung hal ini, pada tahun 2021 mendatang, Alibaba Cloud berencana untuk terus memperkenalkan inovasi produk cloud-native dan solusi hybrid-cloud melalui teknologinya.

Dengan teknologi tersebut, Alibaba Cloud berharap dapat mengakselerasi transformasi digital pelanggan dengan biaya efektif. Alibaba Cloud juga berencana untuk mengadakan lebih banyak pelatihan cloud dan data intelligence secara online, bekerja sama dengan mitra, universitas dan inkubator bisnis.


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.