Bisnis Takjil yang Menjamur saat Bulan Ramadhan

Bisnis Takjil yang Menjamur saat Bulan Ramadhan

Bulan suci Ramadhan menjadi bulan berkah dan selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh para pelaku usaha kudapan buka puasa ( takjil) dadakan.

Lazim pada bulan Ramadhan, di pinggir-pinggir jalan, baik perumahan, pusat pemerintahan, hingga pasar tradisional, penuh berjejer penjual makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Yanti (34) salah satu penjual makanan takjil di bilangan Pamulang, Tangerang Selatan mengatakan, dirinya selalu berjualan sejak hari pertama bulan puasa hingga menjelang lebaran.

“Saya jualan menu takjil setiap puasa, soalnya lumayan mengisi waktu luang sebagai ibu rumah tangga, jualan sampai hari terakhir puasa,” ujar Yanti kepada Kompas.com di Pamulang, Tangerang Selatan.

Informasi PMB Pendaftaran Online Login Pendaftar
  Chat Kami via WhatsApp  

Yanti menjual berbagai makanan untuk berbuka puasa seperti, pastel, risol, aneka gorengan, lemper, hingga lontong.

“Ini makanannya ada yang bikin sendiri ada yang titipan tetangga, buka setiap jam tiga sore, sampai abis buka, lumayan sehari bisa jual 400 sampai 500 item makanan,” tambahnya.

Yanti menambahkan, ia bisa mendapatkan omzet Rp 800.000 hingga Rp 1.500.000 per hari.

“Omzet per hari bisa Rp 800.000, kalau ramai bisa Rp 1.500.000, belanja keperluan kira-kira 500.000 tergantung kita mau buat berapa banyak macam makanannya,” tambahnya.

Rohit, pedagang makanan di sekitar Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta mengatakan, berjualan saat bulan Ramadhan sengaja dilakukan untuk mengisi waktu luang.

“Kalau bulan puasa berkahnya banyak, kita dagang apa aja pasti ada yang beli, Alhamdulillah, ini isi waktu luang aja, kalau kerja kan pulang cepat, nah abis pulang langsung dagang,” jelas Rohit.

Menurut Rohit, para penjual makanan menu buka puasa bisa mengumpulkan uang untuk kebutuhan lebaran nanti, seperti mudik ke kampung halaman dan belanja keperluan keluarga.

“Banyak pedagang dadakan yang raup untung buat keperluan lebaran, bisa buat mudik dan belanja kebutuhan, jadi seperti buat tambahan. Saya per hari ya rata-rata Rp 500.000 sampai Rp 800.000 keuntungannya,” katanya.

Kendati demikian, tetap ada kendala yang dihadapi penjual menu takjil dadakan. “Kalau hujan pasti kurang pembeli sehingga ada sisa makanan yang tidak laku. Jadi sisanya dibawa pulang dimakan sama keluarga, Alhamdulillah masih berkah pokoknya,” pungkas Rohit

Sumber : Kompas


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.