Hacker Iran Gencarkan Serangan Siber ke Amerika Serikat

Hacker Iran Gencarkan Serangan Siber ke Amerika Serikat

Situs pemerintah Amerika Serikat terdampak oleh serangan pertama yang digencarkan oleh peretas asal Iran pada hari Sabtu lalu, satu hari setelah pembunuhan Qassem Suleimani di Baghdad pada tanggal 3 Januari lalu.

Serangan ini dinilai tidak mengejutkan, sebab spekulasi menyoal hal ini telah beredar luas di kalangan masyarakat. Dan gaya serangan ini dilaporkan konsisten dengan karakter dasar ancaman serangan siber yang kerap dihadapi masyarakat dunia saat ini.

Peretas mengaku terkait dengan domain level rendah yang ditargetkan oleh Iran, situs Federal Depository Library Program, dengan merusak halaman awal situs dan mencantumkan ancaman pembalasan Teheran, didampingi gambar Presiden Trump, Ayatollah Khamenei, dan bendera Iran.

Namun, konten yang diunggah peretas sebagai salah satu bentuk serangan ini tidak mencantumkan keterkaitan peretas dengan rezim di Teheran. Sementara itu situs FDLP telah dinonaktifkan beberapa saat setelah serangan berlangsung.

Sayangnya, bukti serangan peretas Iran ini masih tersedia saat masyarakat mencari domain ini. Badan penegak hukum Amerika Serikat tengah melakukan investigasi dan menekankan bahwa investigasinya mengalami gangguan akibat kurangnya atribusi yang jelas.

Dalam pernyataannya, Department of Homeland Security (DHS) menyebut bahwa pihaknya mengetahui bahwa situs FDLP mengalami serangan tersebut, namun saat ini, belum tersedia konfirmasi bahwa serangan ini dilakukan oleh pelaku yang didukung oleh pemerintah Iran.

Pada tanggal 3 Januari, satu hari sebelum serangan digencarkan, direktur badan keamanan siber DHS CISA Christoper Krebs telah memperingatkan organisasi untuk memeriksa kembali sistem keamanan mereka sebagai persiapan menyoal serangan siber.

Iran merupakan salah satu negara dengan talenta siber kredibel, namun keputusannya saat ini untuk memanfaatkannya sebagai senjata guna menyerang Amerika Serikat di bidang infrastruktur kritis, situs pemerintah dan militer, mempertaruhkan kerja sama di bidang pasokan senjata dari pihak Amerika Serikat yang dinilai lebih unggul.

Iran dilaporkan juga memiliki ribuan peretas proxy, grup terkait, dan peretas mandiri. Saat ini, Iran hanya memanfaatkan situs web dengan jumlah tidak terkira, yang harus diselidiki oleh pihak berwenang Amerika Serikat, untuk mengetahui kelemahan mereka.


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.