Medsos Dibatasi, Netizen Pindah ke Twitter dan Telegram

Medsos Dibatasi, Netizen Pindah ke Twitter dan Telegram

Pemerintah membatasi akses ke media sosial untuk menekan penyebaran hoaks atau berita palsu terkait unjuk rasa yang diadakan di hadapan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyebutkan, ini bukan berarti pemerintah memblokir semua aplikasi media sosial dan chatting. Mereka hanya menonaktifkan beberapa fitur. Misalnya, proses pengiriman dan pengunduhan gambar akan berlangsung lebih lambat dari biasanya.

Namun, para pengguna Facebook dan Instagram mengaku bahwa mereka tidak bisa mengakses media sosial itu. Seperti biasanya, ketika Facebook dan Instagram bermasalah, para warganet berbondong-bondong mengeluhkan hal itu di Twitter. 

Walau Rudiantara menyebutkan bahwa pengguna WhatsApp masih bisa menggunakan aplikasi itu, tapi sebagian pengguna mengeluhkan mereka juga kesulitan untuk mengirimkan pesan, seperti pesan yang tak kunjung terkirim. Ada juga yang mengaku mereka sama sekali tidak bisa menggunakan WhatsApp.

Karena WhatsApp bermasalah, sebagian penggunanya memutuskan untuk mengunduh aplikasi Telegram. Sama seperti Twitter, Telegram menjadi tempat pelarian ketika WhatsApp mengalami masalah.

Beberapa pengguna yang ingin tetap menggunakan WhatsApp, Facebook, atau Instagram, sudah ada yang menggunakan layanan VPN (Virtual Private Network). [dEe]


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.