UKM Ini Raup Untung Rp 100 Juta per Bulan dari Bisnis Online

UKM Ini Raup Untung Rp 100 Juta per Bulan dari Bisnis Online

Perkembangan pasar perdagangan digital atau yang dikenal e-commerce tengah menggeliat di Indonesia. Selain ciri masyarakat Indonesia yang konsumtif, perkembangan e-commerce di Tanah Air juga ditopang dengan inovasi layanan berbelanja online yang mudah, cepat dan aman.

Dengan itu, e-commerce menjadi lahan empuk bagi pebisnis dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam ingin memasarkan produk dan menjaring konsumen. Salah satunya UKM binaan Kementerian Perdagangan yakni CV Elangindo Selaras yang memiliki produk pakaian muslim kaum hawa dengan merek dagang “allev”.

UKM ini telah merasakan manfaat pemasaran melalui e-commerce. “Kami telah masuk di e-commerce seperti zalora.co.id, blibli.com, mataharimall.com, blanja.com dan next ke pasarrayastore.com,” ujar Umi Hani selaku pemilik CV Elangindo Selaras kepada Kompas.com di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan.

Hani menceritakan, dirinya memulai bisnis fashion sejak tahun 2012, selama empat tahun berjalan produknya ia pasarkan secara offline dan online dengan skala kecil dengan website belanja pribadi.

Setelah mendapatkan binaan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2016, ia baru masuk ranah e-commerce dalam menjual produknya. “Binaan Kemendag baru banget dari tahun 2016, karena produksi dari tahun 2012, sampai 2016 benar-benar sendiri, marketingnya sendiri, dan 2016 ikut binaan Kemendag,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, dengan binaan pemerintah tersebut pihaknya bersama UKM lainnya baru memulai bekerja sama dengan e-commerce dalam memasarkan produk.

“Kalau yang mataharimall.com bareng-bareng ikut dengan UKM binaan Kemendag, kalau (e-commerce) yang lain saya masukan produk sendiri,” jelas Hani.

Hani menuturkan, UKM miliknya mampu memproduksi busana muslim wanita mulai dari hijab hingga gamis mencapai 2.000 pieces (pcs) per bulan.

“Per bulan produksinya 2.000 pcs, kalau selarang agak turun jadi sekitar 1.000 pcs,” paparnya.

Menurut Hani, dengan perkembangan teknologi yang begitu masif, pemasaran via e-commerce tidak bisa dianggap remeh, selain mendatangkan omzet yang besar, pemasaran via e-commerce jug memberikan kemudahan dari sisi pemasaran.

“Saya merasa besar banget manfaatnya pemasaran di e-commerce karena kalau sekarang buka toko biayanya juga tinggi, dan secara penjualan toko offline juga tidak seramai online, mungkin karena trennya orang lebih suka belanja online, penjualan sekarang online pegang 70 persen, offline 30 persen,” katanya.

Hani mengungkapkan, dengan pemasaran via e-commerce, usaha yang ia geluti sejak 2012 mengalami kenaikan omzet sebanyak 20 persen.

“Omzet nominalnya UKM, kalau dari Zalora saja diatas Rp 25 juta per bulan, dan Zalora tertinggi dibanding e-commerce lain, kalau total sekitar Rp 100 juta keatas per bulan, dan konveksinya masih skala kecil, paling 8 orang” ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan mendekatnya bulan Ramdhan dan Idul Fitri 2017 ada peningkatan pemesanan yang signifikan. Dari sisi harga, Hani mengatakan, semua produk busana yang ia jual berdasarkan jenis dan tipe bahan yang digunakan.

“Hijab harganya mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 300.000, tapi semua terganting model dan bahan,” tutur Hani.

Untuk bekerja sama dengan pihak e-commerce, lanjut Hani, tidak ada kendala yang dihadapi, caranya dengan mengisi formulir online pada website e-commerce, meng-upload foto produk yang ingin dipasarkan, kemudian menunggu tindak lanjut dari pihak e-commerce.

“Jadi awalnya saya tanya-tanya, saya datangi bawa produk saya. Syaratnya apply online, ada form online di websitenya, kita isi informasi dan juga upload foto produk, nanti langsung bertemu dengan pihak e-commercenya,”.

Sumber : Kompas

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.