Omzet Bisnis Hijab Dara Cantik Ini Rp 35 Juta per Bulan

Omzet Bisnis Hijab Dara Cantik Ini Rp 35 Juta per Bulan

Dara cantik lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ini, kini tengah menikmati menjalankan bisnis jual beli hijab dengan merek Agniya. Intan Hapsari (24) mampu memproduksi hijab 2.000 pieces (pcs) dalam satu bulan produksi dengan menggunakan konveksi dan penjahit sendiri.

Tidak heran jika pada Lebaran kemarin, ia mampu meraih omzet hingga Rp 48 juta, dengan penjualan hingga 5.000 pcs.Bagaimana kisah Intan meraih suksesnya? Intan berkisah, awal perjalan bisnisnya dimulai semasa dirinya masih menempuh dunia pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten beberapa waktu lalu.

Menurut Intan, saat mengenyam bangku kuliah dirinya mendapatkan uang saku dari orang tuanya untuk keperluan kuliah dan biaya hidup semasa kuliah. “Awal mula saya usaha hijab itu saat saya kuliah di Serang Banten, saya dikasih uang saku bulanan dan merasa sayang ketika melihat uang saku didiamkan saja enggak digunain.

Akibat rasa sayang pada uang saku tersebut, Intan tercetus ide untuk menggunakan sebagian uang sakunya untuk menjalankan bisnis hijab dari nol. Ia bercerita, sempat terlintas dalam pikirannya gengsi menjalankan usaha. Ia juga pernah merasa ragu untuk memulai usaha, karena takut pandangan negatif dari rekan-rekan sejawat yang menilai “jadi mahasiswa kok dagang”.

Informasi PMB Pendaftaran Online Login Pendaftar
  Chat Kami via WhatsApp  

“Dulu modal awal usaha itu Rp 250.000. Saya memilih bisnis hijab karena modal awalnya tidak terlalu besar, dan produk hijab banyak digunakan oleh wanita maupun mahasiswa di kampus dan itu menjadi peluang usaha buat saya. Pada tahap awal Intan menjalankan usahanya belum mampu memproduksi hijab secara mandiri karena keterbatasan modal dan kendala lainnya. Hingga akhirnya, ia mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Program Wirausaha Pemula (WP) Kementerian Koperasi dan UKM.

“Dapat informasi dari kakak bahwa Kementerian Koperasi dan UKM buka program wirausaha pemula pada tahun 2014 kemudian saya kirim proposal dan terpilih mendapatkan biaya Rp 14 juta,” ujar Intan. Intan pun mendapatkan dana segar untuk mengembangkan usahanya. Dia kemudian melabeli usahanya dengan merek “Agniya” dan melakukan produksi secara mandiri.

“Saya menjalankan usaha dengan apa yang saya suka artinya tantangannya capeknya, lelahnya dan saya happy aja. Kalau lagi suntuk, lagi jenuh, kebahagiaan saya adalah produksi (hijab),” jelasnya. Kini Intan mampu memproduksi hijab 2.000 pcs hijab dalam satu bulan produksi dengan menggunakan konveksi dan penjahit sendiri.

Dara kelahiran Jakarta, 13 Mei 1993 ini tak menjelaskan saat ini berapa perkerja atau penjahit yang bekerja sama dengan Agniya. “Dari awal pembelinya hanya teman-teman kuliah atau teman-teman dekat saja, paling satu bulan lakunya 12 pcs, kemudian naik 17 pcs dan naik lagi menjadi 20 pcs dan sampai sekarang naik sampai ribuan per bulan, Lebaran kemarin bisa sampai 5.000 pcs dan keuntungan Rp 48 juta,” kata Intan.

Menurunt Intan, peningkatan penjualan disebabkan oleh strategi yang dirinya terapkan dengan pemasaran online dan menggandeng reseller di berbagai kota, antara lain di Cilegon, Rangkasbitung, Serang, Serpong, Bogor, Bekasi, bahkan di Pontianak.

“Sekarang menjalin kerja sama dengan banyak reseller dan juga memiliki penjahit sendiri. Sekarang paling sedikit omzetnya Rp 29 juta per bulan, selebihnya stabil diangka Rp 30 sampai 35 juta,” ungkap Intan. Namun demikian, saat ini Intan tak merasa berpuas diri atas pencapaian usaha yang telah dirinya geluti sejak masa kuliah. Intan berniat menembangkan usahanya dengan membuka gerai atau toko hijab secara offline.

Sumber


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.