Warga Ingin Angkot Diganti Transportasi Massal
Masih ingat dengan kejadian perusakan mobil di Bandung yang diduga taksi online…? dengan kejadian tersebut warga Kota Bandung menginginkan angkutan umum konvensional atau angkot, diganti dengan transportasi massal. Hal ini dinilai efektif sebagai solusi mengatasi persinggungan antara angkutan umum konvensional, dengan angkutan umum berbasis aplikasi online.
Polling dilakukan untuk menjaring opini masyarakat terkait solusi yang diharapkan untuk menyelesaikan permasalahan angkot. Menyusul pada Kamis, 9 Maret 2017 lalu angkutan umum se-Kota Bandung melakukan demonstrasi di Gedung Sate menuntut pembubaran angkutan umum berbasis aplikasi online
Polling dimulai pada Kamis, 9 Maret 2017, mulai pukul 10.59 WIB. Responden diberi empat pilihan atas pertanyaan “Munculnya angkutan umum berbasis aplikasi online telah memangkas jumlah pemasukan bagi sopir angkot dan taksi konvensional. Bagaimana mengatasi persinggungan itu sekaligus mengurai kemacetan di Bandung?”.
Ketika Polling ditutup pada Sabtu, 11 Maret 2017 pukul 09.00 WIB, sebanyak 56 persen responden memilih untuk mengganti angkot dengan transportasi massal. Sementara 23 persen responden memilih agar angkot memperbaiki layanannya.
Adapun 15 persen lainnya menilai solusi permasalahan angkutan umum dapat diselesaikan dengan membudayakan kembali jalan kaki dan bersepeda. Sementara 6 persen memilih pembatasan angkutan online.
Polling ini bersifat umum, dan hanya mencatat pemilih unik, atau sistem hanya menghitung berdasarkan IP address untuk menghindari satu orang memilih berkali-kali.
Diketahui sebelumnya, ribuan pengemudi angkot se-Kota Bandung melakukan demonstrasi. Mereka menuntut pembubaran angkutan umum berbasis online, karena dinilai membuat persaingan untuk mendapatkan penumpang semakin berat. Mereka mengaku pendapatan mereka menurun hingga 80 persen sejak kehadiran angkutan umum berbasis aplikasi online
Sumber : Pikiran Rakyat